Tips Membangun Warung Kopi

Akhir-akhir ini makin kesulitan memilih warung kopi di kota kecil tempat saya berdomisili. Setidaknya, sekitar 10-an warung kopi yang tersebar disudut dan tengah kota. Apalagi sebagian pengusaha warkop adalah orang yang sangat saya kenal. Bahkan seperti saudara saya.

Segelas kopi memberi seribu ide
Warkop yang tumbuh menjamur, menjadi ruang sosial baru diera ini. Mulai politik, hingga asmara dibicarakan disini. Hal ini dimungkinkan dari efek kopi yang membuat tubuh lebih segar, pemikiran lebih lancar dan situasi yang rileks.

Menjelang pemilu, warkop selalu ramai. Demikian pula pada even pertandingan sepakbola macam piala dunia. Atau yang paling ganas, motoGP. Hampir tiap warkop membincang persoalan Rossi Vs Marquez + Lorenzo + Pedrosa. Apalagi bila warkop tersebut menyelenggarakan acara nonton bareng. Tak jarang, warkop menjadi markas salah satu fans klub sepakbola.

Warkop, menjadi tempat anak ABG untuk rutinitas game mereka. Terlebih saat game COC sedang ramai ramainya. Warkop juga menjadi tempat kerja tugas mereka. Tentu pada titik ini, segmen pasar warkop berbeda. Ada yang khusus kalangan menengah keatas. Minum kopi sebagai gengsi. Ada juga kelas orang dewasa, yang tema pembicaraannya politik dan pembangunan. Ada juga kelas anak muda yang hobi nonton bareng, main game atau kerja tugas.

Bagaimana menghadapi persaingan tersebut, berikut ini :

1.) Racikan Kopi
Jangan menganggap enteng pendapat para Coffeholic. Mereka adalah pengunjung setia Warkop yang menghargai rasa dan racikan kopi. Oleh karena itu, mintalah kesediaan mereka menjadi tester. Setidaknya 5 orang Coffeholic sebagai responden untuk mengkritisi racikan kita.
Pastikan jenis kopinya, apakah arabika, robusta atau gabungan keduanya. Pastikan pula komposisi dan teknik memasaknya. Demikian pula takaran susunya jika kopi susu.

2.) Koneksi Internet
Bila segmen kita adalah ABG, koneksi internet adalah segalanya. Mungkin mereka kurang paham soal racikan kopi, tetapi mereka sangat paham lancar dan lalodnya sebuah koneksi. Untuk sekadar main fesbuk, dan browsing, mungkin tidak butuh jatah koneksi yang tinggi. Tetapi bagi gamer, setidaknya 500 Kbps keatas yang dapat membuat mereka betah.

3.) Pergaulan
Agama mengatakan, memperpanjang silaturahmi itu mengundang rezki. Itu memang benar. Bahwa jika pengusaha warkop kurang teman dan sahabatnya, maka ia hanya berharap dari "massa mengambang" untuk terdampar di warkopnya. Untung bila sang pengunjung jatuh cinta dengan racikannya. Bila tidak, kunjungan itu yang pertama dan terakhir.
Artinya, seorang pengusaha Warkop harus memiliki banyak kerabat, sahabat dan teman teman. Secara psikologi, pengunjung juga butuh kenyamanan dalam bentuk layanan dari pemilik warkop. Layanan itu dalam bentuk senyum dan sapa serta sedikit diskusi lepas. Bukankah orang ke warkop untuk mencari bahagia ? Bukan untuk menambah ketegangan setelah aktivitas keseharian

4.) Desain, Lokasi
Terakhir adalah desain dan lokasi. Desain warkop tentu semenarik mungkin. Indikator menarik disini adalah memberikan suasana bahagia. Bila suasana standar tembok dan tegel ditemui, tentu membosankan. Lalu mengapa tidak mengkreasikan dengan "suasana kayu" yang lebih alami ? Disudut ruangan, tak mengapa menempatkan bunga atau tanaman yang memberi suasana hidup dan segar.
Soal lokasi, tidak perlu dipusingkan. Sebab bila warkopnya telah memiliki brand, ia tidak lagi menjemput "massa mengambang" tetapi "massa fanatik" akan selalu hadir tanpa memperdulikan lokasinya. Namun yang penting diperhatikan disini adalah parkir. Sebab pengunjung pasti ingin kendaraannya aman. Pastikan manajemen parkirnya tertata dengan baik.


EmoticonEmoticon