Sewaktu SD, kita diajarkan tentang pentingnya persatuan. Bapak Ibu guru kita biasanya mencontohkan dengan lidi. Seorang murid disuruh kedepan untuk mematahkan sebatang lidi, dan murid lainnya disuruh untuk memperhatikan secara seksama. Prak, dengan mudah lidi itu patah. Murid sekelas pun tertegun. Bapak Ibu guru mengumpulkan beberapa batang lidi dan menyuruh lagi murid lainnya untuk mematahkan sekaligus, namun (seperti yang kita prediksi) ternyata lidi itu tidak bisa patah. Guru mulai menjelaskan. Bahwa sebatang lidi mudah dipatahkan dan banyak lidi tidak mudah dipatahkan. Itulah gambaran sederhana tentang pentingnya persatuan.
Teori Lidi ini seolah tak terbantahkan, hingga ikan teri (Teori Mairo) menggugurkannya. Lidi, dengan bersatu menjadi kuat, tidak demikian halnya dengan ikan mairo. Ikan teri, sekali gigit habis. Ia bersatu untuk cukup sekali dihabisi. Teori Lidi dan Teori Mairo keduanya menggunakan prinsip konsentrasi. Namun Teori Lidi menjelaskan konsentrasi yang berhasil sedang sebaliknya Teori Mairo justru menjelaskan tentang konsentrasi yang gagal.
Dalam sejarah perang, penumpukan kekuatan pada satu titik, pernah dipraktekkan Jerman Perang Dunia II. Tank dimasa itu tak lebih dari pengawal pasukan infanteri. Namun Heinz Guderian, seorang panglima Nazi Jerman mengusulkan agar tank menjadi satuan pasukan tersendiri. Terbukti diawal dan pertengahan Perang Dunia II, pasukan Tank Jerman tampil dominan terhadap pasukan sekutu yang menyebar tanknya. Kisah sang Jenderal Heinz Guderian cukup menjadi contoh Teori Lidi.
Di era tiga kerajaan di China kuno, Perdana Menteri Cao Cao bersiap menyerang negeri Wei yang bersekutu dengan Liu Bei. Liu Bei adalah seorang mayor desersi Cao Cao sehingga menjadi buronan kelas kakap. Meski demikian, Liu Bei mendapat simpati rakyatnya karena keberpihakannya pada rakyatnya. Pasukan gabungan Liu Bei dan Wei tidaklah cukup menandingi pasukan Cao Cao. Sementara Cao Cao tengah mempersiapkan serangan final ke jantung pertahanan Wei menggunakan angkatan lautnya. Ternyata keberuntungan tidak dipihak Cao Cao. Tiba-tiba arah angin berubah, sehingga dengan mudah pasukan gabungan Liu Bei dan Wei dapat membakar semua kapal-kapal Cao Cao yang saling terikat satu sama lain. Jumlah menjadi tak berguna, ia dibakar massal. Kisah ini dapat disaksikan di sekuel kedua Red Cliff. Kisah ini contoh sempurna tentang Teori Mairo.
Cuplikan film Red Cliff II |
Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud menggurui, cuma ingin melengkapi pelajaran dari guru waktu SD yang tidak tuntas tentang hubungan persatuan dan kekuatan sebuah kelompok/komunitas. Semoga bermanfaat.
1 komentar so far
Dominan busa air menurut hadis sappo..
Tapi saya sering dengar org tua berkata assaleng nabettani lejja letengnge tauwe maperini.. entahlah apakah ungkapan ini ada hubungannya teori mairo hehe..
EmoticonEmoticon