SAMPEL
Dalam penelitian, ada beberapa jenis data. Antara lain, data
eksperimen laboratorium, data eksperimen rumah kaca, data eksperimen lapangan
dan data survei. Data survei berkaitan dengan populasi dan sampel. Sehubungan
dengan masalah teknis, maka sebagian dari populasi, yang disebut sampel,
diambil untuk dianalisis datanya secara kuantitatif.
Dari segi ukurannya, ada dua jenis Populasi, yaitu
Populasi Terhingga dan Populasi Tak
Terhingga. Populasi yang tak terhingga jelas tidak dapat dikumpulkan data
sampelnya. Sedangkan populasi yang terhingga, tapi berjumlah sangat besar,
belum tentu dapat dikumpulkan datanya. Adapun dalam hal penyampelan, sangat
penting masalah keterwakilan dari populasi (representativeness).
Agar data yang dianalisis nantinya memiliki akurasi tinggi, maka sampel harus
benar-benar mewakili dari populasi yang ada.
Untuk memudahkan memahami sampel, ada dua jenis teori
penyampelan. Pertama, Sampel Peluang dan kedua, Sampel Non Peluang.
baca : MARGIN ERROR
Sampel Peluang
- Sampel Acak Sederhana. Berlaku jika ukuran populasi terhingga dan diketahui. Tiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dijadikan sampel. Sampel diambil secara acak, tanpa metode tertentu.
- Sampel Sistematis. Diperoleh melalui membagi sampel yang ingin didapatkan dengan jumlah populasi, yang kemudian hasil dari itu dijadikan satuan. Sehingga tiap satuan mempunyai sampel. Sebagai contoh, sampel yang diinginkan adalah 100. Sedangkan jumlah populasi adalah 10.000. Maka 10.000 populasi dibagi 100 sampel yang diharapkan didapatkan 100 satuan. Tiap satuan dari 100 satuan, memiliki satu sampel. Misalnya ditetapkan pada urutan 14 (pada satuan 100 pertama), maka berikutnya pada 114 (pada satuan 100 kedua), 214 (pada satuan 100 ketiga) dan seterusnya.
- Sampel Bertingkat (Stratified Sample). Sampel bertingkat digunakan apabila peneliti hendak meneliti sampel yang bertingkat. Misalnya ia ingin meneliti Konsumsi bulanan masyarakat pada masyarakat yang a)Penghasilan Rp.5.000.000,-/bulan keatas, b)Penghasilan Rp. 2.000.000,- hingga Rp. 5.000.000,-/bulan, c)Penghasilan dibawah Rp.2.000.000,-/bulan kebawah. Tiap tingkatan (Strata) sampel diambil secara acak, sehingga tiap strata terwakili oleh sampelnya.
- Sampel Berkelompok. Digunakan apabila populasi sangat besar, sehingga sebelumnya harus dikelompokkan. Misalnya, seorang surveyor ingin meneliti elektabilitas seorang calon Gubernur di Provinsi Antah Berantah. Provinsi itu terdiri dari 15 Kabupaten/Kota. Satu dari 15 Kabupaten/Kota itu dipilih secara acak sebagai satu kelompok. Sementara Kabupaten/Kota yang terpilih, terdiri dari 8 Kecamatan. Maka 1 dari 8 Kecamatan diambil secara acak sebagai sampel. Dari 1 Kecamatan yang diambil, terdiri dari 18 kelurahan. Maka, selanjutnya diambil lagi 1 dari 18 kelurahan yang ada sebagai kelompok. Dari 1 kelurahan yang terpilih, diambil lagi misalnya 1 dari sekian rumah tangga sebagai sampel. Kelompok yang menjadi acuan penyampelan adalah Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan dan Rumah Tangga.
Sampel Non Peluang
- Sampel Kebetulan. Apabila peneliti ingin kecenderungan pemilih pada Pemilu Legislatif di sebuah desa, ia mewawancarai 55 orang pertama yang ia temui didesa tersebut. Ia dapat mewawancarai dimana saja sepanjang masih di desa tersebut hingga jumlah yang ia wawancara sesuai jumlah rancangan sampelnya, misalnya 55 orang.
- Sampel Purposif. Pemilihan sampel berdasarkan keahlian dan pengalaman peneliti yang tetap berdasarkan pada keterwakilan populasi.
- Sampel Jatah. Digunakan mempertimbangkan komposisi populasi. Misalnya jumlah mahasiswa semester ganjil sebanyak 750 orang, dan mahasiswa semester genap sebanyak 500 orang (ganjil 3 : genap 2). Maka sampel yang diambil, misalnya 300 mahasiswa semester ganjil dan 200 mahasiswa semester genap.
Referensi : Penelitian : Skripsi, Tesis, dan Disertasi karya Prof. Muhammad Arif Tiro (2009)
arm - 2014
2 komentar
Sampel jenuh belom ada :)
nda perlu dibahas...na sampel jenuh =>> populasi = sampel :)
EmoticonEmoticon