Sebelumnya saya memohon maaf kepada para dokter,
Juga saya memaklumi solidaritas profesi dokter serta tindakan mogoknya
Kesehatan, adalah kebutuhan primer manusia. Tanpa kesehatan, semua aktifitas manusia akan sulit, bahkan tak dapat diwujudkan. Menurut saya (yang bukan dokter dan sanro), kesehatan adalah sebuah kondisi dimana semua organ-organ tubuh manusia dapat berfungsi secara standar dan berkeseimbangan.
Dalam berbagai literatur sejarah dan budaya, selalu ada orang yang mengkhususkan diri pada ranah pengobatan. Biasa disebut Dokter, Dukun alias Sanro. Bahkan, ada nabi (Nabi Isa AS) memiliki kemampuan mengobati yang melampaui zamannya.
Berbicara tentang kedokteran modern, ia adalah buah dari paradigma mekanistik yang dibangun di Eropa dan Amerika selama beberapa ratus tahun terakhir. Sementara kita ketahui, sebelum zaman pencerahan, di belahan timur juga melahirkan pengetahuan kedokteran yang luar biasa. Kemajuan ilmu kedokteran (yang direpresentasikan dengan Ibnu Sina) adalah hasil pencerahan umat Islam yang mengangkat kembali ilmu kedokteran Eropa, Arab, Persia, India dan mungkin juga Cina.
Ilmu kedokteran modern, dibawa oleh orang Belanda ke nusantara sejak munculnya kebijakan politik etis, yaitu dibangunnya infra struktur pertanian (Irigatie), pendidikan (Educatie) dan pemerataan penduduk (Imigratie). Beberapa tokoh nasional adalah lepasan sekolah kedokteran belanda. Macam Dr. Samanhudi, Dr. Wahidin, Dr, Soetomo, dan sebagainya.
Oke, sampai titik ini, saya tidak membahas lebih jauh tentang sejarah ilmu pengetahuan dan kedokteran. Saya hanya ingin menekankan, bahwa manusia modern, memberikan tumpuan pada hasil riset teknologi dalam pemecahan persoalan kesehatan. Berhubung paradigma yang digunakan adalah paradigma mekanistik yang mengagungkan empirisme, maka tentu penyakit non empiris tidak dikategorikan sebagai sesuatu yang dapat diobati.
Ternyata, tidak semua penyakit dapat diobati oleh kedokteran modern. Ada beberapa penyakit yang luput dari analisanya. Anggaplah misalnya gangguan metafisik, atau paduan penyakit empiris dan non empiris. Misalnya sebuah penyakit secara fisik, ditutupi secara metafisik sehingga saat di rontgen misalnya, tidak dilihat adanya penyakit dan dianggap baik-baik saja.
Bagaimana dengan profesi Dukun ??? Seperti yang kita ketahui, profesi ini termarginalkan oleh paradigma positivistik/mekanistik. Mereka dianggap irrasional, dan malpraktek. Mempercayai dukun, dianggap tidak relevan dengan manusia modern. Mempercayai ilmu pengobatan tradisional dianggap tidak rasional, kampungan dan tidak efektif mengobati penyakit. Meski pada kenyataannya, banyak kasus pengobatan tradisional melalui jasa Dukun lebih efektif mengobati penyakit ketimbang pengobatan modern Dokter (maaf).
Tanpa bermaksud menafikan kemajuan ilmu kedokteran modern dan dokter yang kapabel dan baik hati, terkadang ada beberapa oknum dokter yang
1. Gegabah dalam mendiagnosa, sehingga keliru dalam mendefinisikan penyakit. Akibatnya, obat yang direkomendasikan pun tidak tepat.
2. Beberapa kasus langsung memvonis "Operasi" meski kasus penyakit tersebut bisa diobati hanya dengan segelas air dan baca-baca oleh dukun.
Bagaimana dunia timur dengan paradigma yang non mekanistik ???
Para dukun alias sanro membangun metode pengobatannya sebagai berikut
1. Mengandalkan ramuan tanaman-tanaman tertentu untuk diracik. Jamu, salah satu contoh yang tentu sangat berbeda dengan tablet, kapsul apalagi infus
2. Mengandalkan pemijatan atau tusukan jarum pada titik-titik tertentu untuk melancarkan peredaran darah dan merangsang kerja organ/kelenjar tertentu agar kembali seimbang
3. Menggunakan kekuatan prana/chi/energi yang ada pada tubuh untuk dialirkan sedemikian rupa sehingga menciptakan keseimbangan kerja organ tubuh, membuang bibit penyakit dan sebagainya
4. Menggunakan kekuatan metafisik yang dipadukan dengan materi, atau yang tanpa dipadukan dengan materi Misalnya air yang diberi mantra/doa tertentu.
Membincang tentang ribut-ributnya para dokter yang mogok temannya dihukum. Secara pribadi saya tidak memahami duduk masalahnya sehingga tidak berani berpendapat yang mana benar dan yang mana salah. Namun, saya sangat mengerti dan memahami adanya solidaritas dokter, sebagaimana adanya solidaritas kaum miskin, solidaritas mahasiswa, solidaritas buruh, solidaritas teman sekampung dan solidaritas lainnya. Sangat sangat wajar dan lumrah itu.
andai ada seperti ini, maka profesi bidan akan termarginalkan |
Namun jika dokter mogok, maka seharusnya semua penyakit harus mogok pula. Jika hal itu tidak dimungkinkan, maka profesi pengobatan alternatif seperti SANRO harus diberi ruang untuk tampil.
Masyarakat tidak butuh perdebatan paradigma mekanistik vs paradigma holistik
Masyarakat tidak butuh demo dokter
Masyarakat hanya butuh kesehatan. Kalau dokter ngambek, ya biarkan dukun bertindak
Jangan takut dokter demo, sebab berurusan dengan dukun bukan tindak kriminal :)
1 komentar so far
Tak ada Rotan, Akar pun jadi...
EmoticonEmoticon