Tentu kita rasakan bersama, betapa suhu terasa semakin panas. Ini semua adalah peristiwa alam akibat dari perilaku manusia itu sendiri. Betapa tidak, konsumsi bahan bakar fosil dan industrialisasi selama seratus tahun lebih belakangan ini, menghasilkan konsentrasi CO2, CFC dan CO yang semakin banyak. Akibatnya adalah, terurainya tiga atom oksigen (Ozone O3) menjadi O2.
Sinar matahari yang seharusnya dipantulkan bumi ke ruang angkasa, dipantulkan lagi di stratosfer. Akibatnya, panas permukaan bumi naik. Terjadilah efek rumah kaca. Akibatnya, salju dikutub mencair, naiknya permukaan air laut dan efek-efek lainnya.
Memang telah banyak suara-suara dan organisasi yang berupaya dalam menyelamatkan bumi kita. Namun, nampaknya belum berhasil menekan tingkat kerusakan alam kita diberbagai sisi. Di laut, terumbu karang sebagai rumah berbagai spesies dirusak melalui bom ikan. Di darat, hutan sebagai paru-paru bumi juga habitat berbagai spesies, menjadi semakin menyempit akibat eksploitasi berlebihan. Setiap hari kita memakan sisa pestisida dimakanan kita. Muncul berbagai penyakit.
Salah satu sudut Indonesia di Sulawesi Barat |
Kita harus kembali bercermin, tujuan penciptaan kita sebagai manusia yaitu khalifah di muka bumi. Benarkah kita telah menabur dan menebar kebaikan, atau justru merusak dan menumpahkan darah dimuka bumi.
Manusia adalah sebagian kecil dalam makro kosmos,manusia hanyalah mikro kosmos. Sebaliknya alam atau makrokosmos ada dalam diri manusia. Disinilah letak kekhalifahannya. Namun banyak manusia "tidak mampu menguasai alam dalam dirinya" sehingga alam diluar dirinya menjadi rusak. Nampaknya, telah terjadi dehumanisasi hebat dalam kurun 200 tahun terakhir.(arm)
EmoticonEmoticon