Begitu banyak pendukung Spanyol (maaf) yang bergembira atas ramalan si Paul.....Begitu banyak pendukung Belanda, Argentina, Jerman yang kecewa atas ramalan si Paul....ya Paul si Gurita itu....
Paul sang Gurita begitu populer karena kemampuannya memprediksi yang hampir semua benar...
Lembaga Survey begitu populer karena kemampuannya memprediksi dengan tingkat validitas sangat tinggi
Tentu, Gurita tidak punya ilmu statistik yang mampu mengolah angka dan memprediksi...gurita tetaplah gurita...seekor binatang yang hidup dengan instinknya....lantas bagaimana dengan prediksi?
Seringkali batas antara "asal tebak" dengan "ramalan" dibuat sangat tipis hingga kabur sekabur-kaburnya. Pada ramalan bintang misalnya, memang benar bahwa disatu sisi, manusia sebagai bagian dari alam terpengaruh dan mempengaruhi kondisi alam....itu memang benar....
akan tetapi jika mengatakan bahwa keuangan orang yang berbintang aries misalnya sedang sejahtera,tentu mustahil diseluruh dunia semua berbintang aries seperti itu...
Pembodohan itu ditutupi dengan istilah "boleh percaya boleh tidak"....sebuah istilah yang seolah-olah demokratis tapi mengandung pembolehan terhadap kepercayaan terhadap pembodohan...ya ramalan bintang dimajalah itu pembodohan
Dengan kemajuan teknologi,manusia telah bisa membuat roket dan satelit. dengan satelit, manusia bisa melihat bumi dengan jelas,termasuk pergerakan awannya. sehingga ramalan cuaca menjadi hal yang rasional. kecuali jika ada variabel X yang membuatnya berubah.
Dengan ilmu statistik, Lembaga Survey telah mampu memprediksi siapa pemenang dalam Pemilu. sebuah loncatan besar dalam ilmu hitung-menghitung yang tak pasti....
Dengan kebersihan hati, seseorang dapat saja diberikan "petunjuk" oleh yang Maha Memberi Petunjuk....sehingga mampu meramalkan dengan tepat peristiwa masa depan....tapi Ramalan tentu beda dengan tebak-tebakan Zodiak yang asal-asalan....
Manusia selalu punya rasa ingin tahu yang tinggi....termasuk siapa pemenang sebelum pertandingan dimulai. Tapi manusia hidup dalam keterasingannya pada akalnya sendiri....terasing pada nuraninya....sehingga lebih mempercayai seekor Gurita daripada akal dan nuraninya sendiri....parahnya, ini terjadi pada komunitas masyarakat rasional,yang selalu mencela tradisionalisme yang dianggap irasional
Nampaknya, antara RASA INGIN TAHU dan SUMBER PENGETAHUAN diantarai oleh saluran sempit yang tersumbat
Sadarkah kita bahwa ada proses pembodohan pada manusia yang berjalan begitu santun ? Zaman kita adalah zaman keemasan teknologi dicemari oleh seekor Gurita yang menunggangi hobi kita nonton bola...
Teman saya punya pertanyaan aneh : "Siapa yang diuntungkan dengan ramalan gurita?"
13 Juli 2010
Dari Zodiak, Gurita Hingga Satelit
Penulis Andi Rahmat Munawar
Artikel Terkait
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon