Sindrom Politisi Dini, adalah sekumpulan tanda-tanda, gejala, fenomena yang memungkinkan kita mendiagnosa seseorang bahwa ia mengidap sebuah persoalan psikologi yaitu terlalu dini ingin menjadi politisi.
Menjadi politisi, adalah cita cita bagi banyak kaum muda . Tentu itu bukan sebuah kesalahan. Namun memahami politik sebagai seni untuk mengelola kekuasaan dan mengambil kebijakan (polis) adalah sebuah proses yang tidak singkat.
Disinilah persoalan terjadi. Dimasa seharusnya seorang mahasiswa berproses dikampus (urus lembaga kemahasiswaan, akademik dan cintanya), ia terjun ke medan percaturan politik praktis. Tentu ada yang berhasil, dan ada juga yang gigit jari.
Sindrom politisi dini alias politician premature syndrome (biar keren sedikit), dapat dikenali dengan beberapa ciri
- Masih berproses dikampus, masih ada beberapa atau puluhan SKS yang belum dituntaskan dan terjun dipolitik praktis diluar kampus
- Biasanya lebih suka mengekspresikan wacana politiknya secara verbal daripada menuliskannya (sebab malas atau kurang tahu menulis)
- Lebih suka nonton berita politik daripada membaca buku referensi yang relevan
- Lebih tertarik pada isu daripada data
- Militan pada calon yang didukung, sangat kritis pada calon lain
- Biasanya di HP nya tersimpan nomor HP orang besar meski tidak pernah dihubungi
Tentu kita berbangga, jika dunia politik kita diwarnai oleh para pemuda. Namun kita tentu lebih berbangga, jika dibarengi dengan kedewasaan bersikap. Terlepas dari hal itu, Karl Marx jauh jauh hari mengingatkan melalui teori strukturnya. Bahwa basic structure (ekonomi) mempengaruhi supra structure (politik). Akhirnya para kaum muda yang berpolitik akan terbentur pada kendala klasik. Ekonomi !!!. Bukankah cost politik itu mahal kawan ???
Baca juga -->
EmoticonEmoticon