Generasi kita dimanjakan dengan perkembangan teknologi informasi. Sosial Media pun menjamur perlahan mengganti ruang-ruang sosial kita. Melalui fasilitas chat dan komen, kita dapat berinteraksi tanpa harus menghiraukan jarak dan waktu. Akhirnya, interaksi di sosial media menjadi realitas tersendiri.
Yahoo Massenger |
Dalam berinteraksi, sangat besar kemungkinan tidak koneknya komunikasi. Banyak hal yang bisa mempengaruhi, antara lain : Kondisi jiwa, kualitas pengetahuan, latar belakang pendidikan, pengalaman dan sebagainya. Boleh jadi, kita membuat sebuah status dengan maksud "menyindir" seseorang, namun yang "tersindir" orang lain. Ini adalah konsekwensi logis, sebab disosial media, sebuah status yang dibuat berarti telah menjadi milik publik, tak peduli siapapun dia.
Pada kondisi diskusi, sulitnya komunikasi nyambung akan membuat perasaan "greget", atau "gemes". Disinilah kondisi jiwa teruji. Akan sangat mudah untuk mengumpat, memarahi atau menghina saat kondisi ini datang. Apalagi lawan diskusi kita adalah orang yang kita tidak kenal.
Sebagian orang, senang menggunakan akun dummy. Akun dengan identitas palsu yang digunakan untuk "mengerjai" akun jujur. Akun dummy ini pada mulanya digunakan oleh gamers online. Namun dalam perkembangannya juga digunakan oleh "agama debaters" alias tukang debat agama. Biasanya mereka mengajukan permintaan pertemanan pada akun-akun yang dicurigai. Kemudian ia akan mendeteksi status, chat dan komen akun sasaran. Sebagai upaya mendeteksi siapa lawannya (yang lugu) untuk dikafirkan dan dihalalkan darahnya. Memang hari ini, masih ada orang beragama seperti orang bar-bar. Gampang membunuh atas nama agama tapi pintar desain photoshop.
Tampilan Twitter |
Di lain sisi, ada juga yang sering menampilkan status galau. Seolah ingin memproklamasikan pada dunia tentang kegundahan hatinya. Ada juga yang sedang "on". Lagi saleh-salehnya dan ingin mengajak atau memperlihatkan kepada para pemirsa sosmed bahwa dirinya lagi saleh. Berdoa pada Tuhan disitus jejaring sosial. Ada juga yang sekedar ingin memberi tahu kondisinya. Misalnya sakit, kecewa, lagi kerja, bete dan sebagainya.
Tampilan Facebook |
Tentu kesemua itu sah-sah saja, selama tidak melanggar Undang-Undang. Tetapi yang pasti, status, chat dan komen kita di situs jejaring sosial akan menunjukkan kondisi dan kualitas jiwa kita.
EmoticonEmoticon