Menuju Tanah Suci
Lebih setahun menjabat sebagai Qadhi, To Lanca memohon izin pada adat Wajo agar kiranya diperkenankan menunaikan ibadah haji. Adat Wajo mengizinkan,dan di Arammeng, To Lanca bertolak. Sehabis salat Isya, beliau turun ke danau namun tidak menemukan perahu. Ia akhirnya terpaksa berjalan diatas air, tetapi murid-muridnya tidak mampu mengikuti.
Sesampainya di Pare-Pare, beliau berjalan lagi diatas laut sampai disebuah gundukan pasir. To Lanca duduk menunggu kapal yang lewat. Tak lama kemudian sebuah perahu menghampiri, nakhodanya memanggil dan mengira To Lanca adalah korban selamat sebuah kapal yang tenggelam. Tak seorangpun yang mengetahui kewalian To Lanca. Sehingga To Lanca disuruh untuk membersihkan air kotor kapal tersebut kemudian beliau tidur.
Saat waktu untuk menimba air kotor tiba, To Lanca dibangunkan lagi untuk mengerjakan tugas tersebut. Namun To Lanca tetap tidur, sehingga semua anak buah kapal marah kepadanya. To Lanca dianggap orang malas. Akan tetapi, nakhoda kasihan melihatnya dan menyuruh anak buahnya agar membersihkan air kotor.
Ternyata air kotor kapal itu sudah kering sama sekali. Padahal seharusnya secara berkala, saat itu adalah waktu air kotor kapal untuk ditimba. Ketika To Lanca dicari, beliau menghilang. Hingga beberapa tahun, kapal tersebut tetap kering dari air kotornya hingga sampai ditujuannya.
Tiba di Mekkah
To Lanca tertidur didekat ka'bah lalu terbangun dan duduk. Datanglah Rasulullah SAW didekatnya dan berkata "E To Lanca engka balanca murala" (Hai To Lanca, ambillah harta ini untuk belanja). To Lanca menyimpan harta berupa emas itu selama beberapa malam sebelum membelanjakannya.
Setelah lewat setahun, emas yang ada pada pedagang itu dikenali oleh seorang waliyullah dan menanyakan asal emas tersebut. Si pedagang menyebut To Lanca, bahwa To Lanca lah yang membelanjakan emas tersebut padanya. Penguasa Mekkah kemudian tiba, dan menyuruh si pedagang mencari To Lanca.
To Lanca ditangkap dan diinterogasi Penguasa Mekkah. To Lanca ditanya, darimana mendapatkan emas yang ia belanjakan tersebut. To Lanca terdiam. Penguasa Mekkah mengulang pertanyaannya, namun To Lanca tetap diam. Penguasa Mekkah menuduh To Lanca telah mencuri emas tersebut, akan tetapi To Lanca hanya geleng tanda kata tidak. Segera penguasa Mekkah mencabut pedangnya mengancam akan memenggal leher To Lanca jika tidak menjawab. To Lanca akhirnya menjawab, bahwa Rasulullah yang memberinya emas tersebut. Lalu To Lanca langsung menghilang dihadapan penguasa Mekkah.
Sadar akan kewalian To Lanca, penguasa Mekkah menanyai semua orang Jawa yang ada di Mekkah. Akan tetapi tak seorangpun jemaah haji asal Jawa yang mengenal To Lanca. Seorang jemaah haji lain kemudian berbicara pada penguasa Mekkah. Bahwa ia pernah satu kapal dengan To Lanca. Ia pun bercerita tentang awal ditemukannya To Lanca diatas gundukan pasir dilepas pantai Pare-Pare. Orang itu juga bercerita tentang disuruhnya To Lanca menimba air kotor kapal, keringnya air kotor kapal hingga beberapa tahun sejak dibersihkan To Lanca, sampai pada menghilangnya To Lanca.
Mesjid tua Tosora |
Penutup
Dato ri Bandang yang menunjuk To Lanca sebagai Qadhi penggantinya. Tentu Dato ri Bandang mengetahui kualitas To Lanca. Orang-orang mulai sadar tentang kewalian To Lanca sejak beliau meninggalkan Wajo menuju Arammeng. Ia berjalan diatas air saat tidak menemukan perahu untuk menyeberang danau. Di Pare-pare, ia berjalan lagi diatas laut hingga disebuah gundukan pasir duduk menunggu kapal.
Sebagaimana waliyullah umumnya, tidak pernah menyebut dirinya sebagai wali. Namun orang-oranglah yang menyebutnya wali karena kemampuan yang ia miliki. Seorang wali selalu memberi manfaat bagi orang lain meski ia dikasari atau dibentak. Seorang wali tentu tidak pendendam saat dikatakan sebagai pemalas. Namun manfaat yang ia berikan adalah bersihnya kapal yang ia tumpangi dari air kotor hingga beberapa tahun. Padahal dalam sehari secara berkala air kotor kapal dibersihkan sebanyak tiga kali.
Sebagai seorang wali, tentu tidak lagi memperhatikan harta duniawi. Ia hidup sebagai fakir di Mekkah demi menunaikan ibadah haji. Kondisi yang memprihatinkan ini menyebabkan Rasulullah sendiri yang memberikan emas untuk dibelanjakan. Ketika ada waliyullah lain yang mengenal emas tersebut menyebabkan kewaliannya diketahui orang banyak termasuk penguasa Mekkah. Ketika terpaksa untuk menyebutkan siapa yang memberinya emas, To Lanca terpaksa menghilang. Sebab kewaliannya telah diketahui orang-orang di Mekkah.
Disarikan dari Lontara Sukkuna Wajo
Disarikan dari Lontara Sukkuna Wajo
EmoticonEmoticon